Dalam industri konstruksi pembangunan, dampak emisi karbon menjadi salah satu isu krusial yang perlu diperhatikan dan ditangani demi menciptakan pembangunan berkelanjutan yang ramah akan alam.
Salah satu kontributor terbesar terhadap emisi ini adalah bahan bangunan konvensional yang sudah digunakan sejak lama, termasuk batu bata merah yang umum digunakan di berbagai proyek perumahan dan infrastruktur. Proses produksi bata merah, khususnya saat pembakaran di tungku, dapat menghasilkan emisi karbon dalam jumlah besar yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
Berapa Banyak Emisi Karbon dari Bata Merah Konvensional ?
Bata merah diproduksi dengan membakar tanah liat pada suhu tinggi (800–1000°C) menggunakan bahan bakar seperti kayu bakar, batu bara, atau limbah pertanian. Proses ini melepaskan CO₂ dalam dua tahap:
Tahap ini melepaskan emisi karbon langsung ke atmosfer.
Melepaskan karbon yang terkandung dalam material tanah liat saat dipanaskan.
Menurut beberapa studi lingkungan, rata-rata emisi karbon dari produksi 1.000 batu bata merah dapat mencapai 150–200 kg CO₂ tergantung bahan bakar yang digunakan dan efisiensi tungku. Sebagai informasi, jumlah ini setara dengan emisi yang dihasilkan oleh mobil berbahan bakar bensin yang menempuh jarak sekitar 800 hingga 1.000 kilometer. Sangat signifikan ya guys?
Dampak Lingkungan Lainnya:
Alternatif yang Rendah Emisi
Saat ini sudah banyak terdapat alternatif lain ketika ingin membangun rumah. salah satu pengganti batu bata merah yaitu Bata Hitam Premium Reclea Brick. Bata Hitam Premium ini sudah digunakan oleh banyak developer perumahan maupun proyek-proyek bangunan lainnya ( kalian bisa melihatnya di instagram @bataramahlingkungan.id atau di website resmi )
Bata Hitam Premium Reclea Brick
Sebagai solusi terhadap masalah tersebut, batu bata hitam premium yang dibuat dari material daur ulang tanpa melalui proses pembakaran. Proses produksinya mengandalkan teknologi tinggi dari negara maju sehingga secara signifikan mengurangi jejak karbon.
Perbandingan Emisi Karbon
Jenis Bata | Proses Produksi | Estimasi Emisi per 1.000 bata |
---|---|---|
Bata Merah Konvensional | Pembakaran tanah liat | 150–200 kg CO₂ |
Reclea Brick | Tanpa pembakaran (press) | <10 kg CO₂ |
Keunggulan Bata Hitam Premium Reclea Brick Secara Lingkungan:
Mengurangi emisi karbon hingga lebih dari 90% dibanding bata merah.
Tidak menggunakan tanah liat sebagai bahan utama, melainkan bahan daur ulang yaitu sisa abu pembakaran
Dalam upaya menurunkan emisi karbon dari sektor konstruksi, mengganti batu bata konvensional dengan alternatif ramah lingkungan seperti bata hitam premium Reclea Brick adalah langkah terbaik. Selain menekan emisi, solusi ini juga mendukung konservasi tanah, efisiensi energi, dan masa depan pembangunan yang berkelanjutan.
Sudah banyak pelaku industri konstruksi, arsitek, maupun pemilik rumah yang sudah memilih alternatif bata ini. Pemilihan bahan bangunan yang bijak menjadi bagian penting dari tanggung jawab terhadap bumi kita tercinta.