Mendengar kata ini saja rasanya sudah bikin khawatir, apalagi kalo sempat terjadi di lingkungan kita. Air meluap, jalanan berubah jadi sungai dadakan, rumah-rumah warga terendam, perabotan rumah dan elektronik pada rusak semua, bahkan kendaraan kita bisa rusak dibuatnya. Jika terjadi banjir, kita akan sibuk menyelamatkan barang, memindahkan perabot ke tempat tinggi, bahkan yang paling parah kadang kita hanya bisa pasrah. Belakangan ada banyak peristiwa banjir yang terjadi di sekitar kita, khususnya di Sumatera Utara, beberapa titik terjadi banjir parah hingga setinggi atap rumah warga.
Banyak dari warga akan menyalahkan pemerintah saat-saat peristiwa ini terjadi. Nyalahin proyek galian pemerintah, pemerintah gabecus nanggani banjir, bahkan sampe dibilang pemerintah mindahin Danau Toba ke Medan,
Tapi pernah nggak kita benar-benar mencoba memahami kenapa banjir ini terjadi dan terus terusan datang ketika sering terjadi hujan?
Banjir Itu Bukan Hanya Karna Hujan Deras
Orang sering bilang, "Ya wajar banjir, kan lagi musim hujan." Hmm, tunggu dulu. Kalau cuma hujan deras, harusnya banjir nggak separah ini dong? Kalo cuma perkara hujan sih biasanya air cuma tergenang sedikit saja. Masalahnya bukan di hujan, tapi bagaimana kita bisa mengelola air yang turun dari langit. Faktanya, banjir yang terjadi itu seringkali akibat ulah kita sendiri. Hah? Kok salah kita?
Yuk mari kita bahas penyebab banjir yang belakangan ini terjadi.
1. Penebangan Hutan
Coba bayangkan hutan-hutan kita dulu. Banyak pepohonan besar, akar-akar kuat, tanah yang subur. Semua pohon itu bekerja sama menjaga air tetap terkontrol. Tapi sekarang? Banyak hutan berubah jadi perkebunan, pertambangan, atau malah perumahan. Pepohonan yang dulunya berfungsi menyerap air, sekarang hilang. Tanah yang dulunya lembut dan bisa menyerap air dengan baik, jadi keras karena tertutup beton. Akibatnya air hujan langsung ngalir deras ke mana-mana, membawa lumpur dan akhirnya menumpuk di tempat rendah. Bahkan di beberapa tempat sampai terjadi longsor karena pohon tidak kuat menahan tanah dan air yang turun.
2. Pengerukan Tanah dan Bukit
Masalah ini juga nggak kalah serius. Kita sering lihat bukit-bukit yang dikeruk untuk berbagai keperluan seperti pembuatan bahan bangunan seperti batu bata konvensional. Tanah dari bukit yang subur dan kaya daya serap air itu diambil terus-menerus tanpa memikirkan dampaknya. Akibatnya bukit-bukit menjadi gundul dan tak lagi bisa menahan air hujan.
Selain itu, area yang dikeruk menjadi lebih rawan longsor. Ketika hujan deras datang, tanah yang lemah langsung tergerus, mengalir ke bawah, dan menyumbat saluran air. Dampaknya? Ya benar, banjir yang makin parah.
3. Sampah
Kamu pasti pernah kan melihat got atau sungai penuh sampah? Sedih banget kan? Dan ini adalah kenyataan yang saat ini kita hadapi. Banyak orang yang membuang sampah sembarangan hingga akhirnya menyumbat aliran air. Kalau aliran air tersumbat, ya mau nggak mau airnya meluap. Dan ketika hujan turun, banjir pun terjadi.
4. Urbanisasi dan Betonisasi
Perkembangan kota itu bagus, tapi kalau nggak diimbangi dengan tata struktur perencanaan yang matang, bisa jadi bencana bagi lingkungannya. Lahan hijau yang tadinya ada di mana-mana, sekarang hilang diganti gedung-gedung dan jalanan beton. Semua itu bikin tanah kehilangan daya serapnya. Air yang harusnya meresap ke tanah kini malah menggenang di permukaan.
Banjir Itu Bukan Takdir
Kadang kita berpikir banjir itu nasib, tapi kenyataannya banjir bisa banget kita cegah dengan hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan.. Caranya? Nggak perlu jadi superhero kok, cukup mulai dari hal-hal kecil.
1. Rawat Hutan dan Bukit Kita
Hutan dan bukit itu ibarat tameng alami. Kalau ada hujan, akar-akar pohon akan menahan air supaya nggak langsung ngalir deras, sedangkan bukit yang utuh bisa mencegah longsor. Jadi, mari kita dukung upaya pelestarian hutan dan cegah eksploitasi berlebihan terhadap bukit.
2. Stop Buang Sampah Sembarangan
Ini klasik banget dan slogannya bisa kita lihat dimana-mana dan tetap relevan sampai saat ini. Sampah di got atau sungai itu bukan cuma bisa mencemari air, tapi bisa bikin banjir. Yuk mulai dari diri sendiri. Buang sampah pada tempatnya, atau kalau bisa kurangi penggunaan sampah plastik yang sulit terurai.
3. Bikin Drainase untuk Air
Kota-kota besar harus mulai serius bikin drainase yang baik untuk air. Bikin taman-taman kota yang bisa menyerap air, perbanyak area resapan, dan kurangi betonisasi. Kita bisa
mencontoh negara Jepang yang membuat sumur resapan di tiap jalanan kota untuk meresap air ketika hujan terjadi. Kalau air punya tempat untuk pergi, maka resiko terjadinya banjir juga akan semakin kecil.
4. Gunakan Material Ramah Lingkungan
Untuk membantu alam agar tidak semakin tercemar dan semakin kehilangan fungsinya. Mari mulai gerakan untuk menggunakan bahan ramah lingkungan. Contoh nya seperti mengurangi penggunaan sampah plastik dan kurangi eksploitasi tanah dengan cara menggunakan Bata Hitam Premium Reclea Brick untuk membangun rumah impian kamu. Karena Bata Hitam Premium Reclea Brick terbuat dari sisa abu pembakaran dengan konsep ZERO WASTE dan memastikan kualitas bata yang dihasilkan lebih baik dibanding bata konvensional yang terbuat dari tanah liat. Mari mulai gaya hidup ramah lingkungan
Memang, mencegah banjir itu nggak bisa selesai dalam sehari. Tapi langkah kecil yang kita ambil sekarang bisa bikin perbedaan besar di masa depan. Bayangkan, kalau semua orang mau lebih peduli lingkungan, nggak ada lagi cerita banjir yang terus-terusan menghantui ketika terjadi hujan deras.
Jadi, gimana? Siap jadi bagian dari perubahan? Mulai dari hal kecil seperti buang sampah pada tempatnya, mendukung pelestarian hutan, gunakan Bata Hitam Premium Reclea Brick dan berpikir ulang sebelum mengeksploitasi hutan. Ingat ya guys banjir itu bukan takdir.
BERANI BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK BERSAMA RECLEA BRICK