Halo sobat Reclea Brick, kalian semua pasti sudah tau ASPAL kan?
Aspal merupakan salah satu elemen penting yang menunjang segala bentuk mobilisasi kendaraan darat yang kondisinya saat ini perlu diperhatikan. Dilansir dari jurnal “Journal of Transportation Engineering” kondisi jalan di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan terhadap data jumlah jalanan yang terdapat lubang dalam beberapa tahun terakhir. Analisis yang dilakukan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan data bahwa beberapa tahun terakhir, 30% total panjang jalan di Indonesia mengalami kondisi kerusakan berupa lubang yang tentu dapat membahayakan pengguna jalan. Aspal yang merupakan elemen penting dalam berkehidupan ini sering dianggap remeh tanpa memikirkan peranan pentingnya yang dapat menopang konektivitas antar daerah dan arus mobilitas. Beberapa alasan kerusakan aspal ini sendiri disebabkan oleh banyak faktor seperti kualitas material yang digunakan dan konstruksi pembangunannya, faktor lingkungan berupa volume air yang berlebih dan lainnya, beban lalu lintas yang berlebihan hingga kurangnya pemeliharaan yang seharusnya dilakukan.
Dibalik semua faktor penyebab itu, salah satu pertanyaan yang kerap muncul terkait kerusakan akibat faktor lingkungan adalah: apakah benar aspal dapat menahan beban kerusakan terhadap air? Pertanyaan yang cukup sederhana ini menyimpan berbagai informasi penting jika digali lebih dalam terkait bagaimana aspal dirancang dan solusi apa yang harus dilakukan sehingga aspal dapat bertahan digunakan untuk jangka waktu yang panjang tanpa harus terkendala dalam menghadapi musuh terbesarnya, yaitu genangan air.
Apakah Aspal Tahan Air?
Aspal yang merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembangunan jalan di berbagai belahan dunia memiliki kelebihan pada daya tahan dan kemampuannya dalam menahan adanya beban berat kendaraan yang melintas di setiap harinya. Secara teknis, aspal merupakan bahan yang memiliki ketahanan yang cukup kuat terhadap air karena memiliki bahan dasar Bitumen, yang merupakan bahan bersifat hidrofobik atau tidak menyerap air. Lapisan aspal memang dirancang untuk dapat menahan adanya penetrasi air yang cukup besar sehingga struktur jalanan dibuat tidak mudah mengalami kerusakan akibat kelembaban.
Namun kendati demikian, aspal memiliki kelemahan terhadap adanya genangan air yang bertahan lama sehingga genangan ini bisa merusak adanya integritas aspal dan menyebabkan kerusakan yang cukup serius seperti retak berlubang hingga mengalami deformasi jalan atau kerusakan.
Mengapa Aspal Rusak Akibat Genangan Air?
Genangan Air
(Sumber: depositphotos)
Meskipun secara alami aspal memiliki sifat ketahanan yang kuat terhadap air karena mengandung bitumen yang bersifat hidrofobik, genangan air hingga saat ini menjadi salah satu ancaman terbesar dalam keawetan aspal itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi antara tekanan kendaraan, air dan juga kondisi lingkungan yang dapat merusak struktur dari aspal secara perlahan. Belum lagi jika pembangunan aspal tidak memperhatikan kualitas dari bahan yang digunakan dan komposisi yang tidak seimbang sehingga aspal lebih mudah mengalami kerusakan. Penjelasan mengenai genangan air menjadi salah satu faktor terbesar rusaknya aspal sebagai berikut:
1.Erosi Mikro Permukaan Aspal
Adanya genangan air pada permukaan aspal dalam rentang waktu yang lama serta adanya tekanan kendaraan yang memberikan beban cukup berat dapat memicu adanya erosi mikro sehingga partikel kecil pada permukaan aspal lama-kelamaan akan mulai terlepas terutama jika genangan air tersebut bercampur dengan kerikil, pasir maupun kotoran lainnya sehingga proses ini dapat menciptakan abrasi yang dapat merusak lapisan atas aspal dan membuat aspal menjadi lebih rentan terhadap retakan kecil.
2. Penetrasi Air yang Masuk ke Dalam Struktur Jalan
Meskipun lapisan aspal ini sendiri memiliki ketahanan yang cukup kuat terhadap air, retakan-retakan kecil yang disebabkan oleh erosi mikro pada permukaan aspal dapat menjadi celah yang cukup efektif bagi air untuk dapat meresap ke lapisan bawah. Air yang berhasil menembus ke dalam lapisan dalam maupun pondasi jalanan dari aspal tersebut jika ditambah dengan adanya tekanan kendaraan yang melintas dapat memperburuk situasi dan mendorong air masuk lebih dalam lagi sehingga dapat melemahkan struktur pondasi dan menyebabkan jalanan menjadi tidak stabil serta memicu kerusakan yang lebih besar.
3. Efek Pelapukan dan Perubahan Suhu
Air yang menggenang di atas jalanan aspal seringkali mendapat paparan suhu yang ekstrim. Pada siang hari, panas matahari yang dapat menyebabkan air menguap sebagian sementara pada malam hari suhu yang lebih dingin dapat menyebabkan penyusutan air. Siklus pemuaian dan penyusutan yang terjadi secara terus menerus ini dapat menciptakan adanya tekanan berulang pada permukaan aspal serta memperbesar kemungkinan keretakan yang ada dan memunculkan kerusakan baru.
4. Efek Tekanan dari Kendaraan Berat
Kendaraan berat seperti bus dan juga truk yang melintasi genangan air juga memberikan tekanan dinamis yang cukup tinggi pada permukaan aspal sehingga dapat menyebabkan dan mendorong air masuk dalam lapisan jalan melalui celah-celah kecil sehingga air yang terperangkap pada lapisan jalan bawah dapat menyebabkan pelembutan material dan mengangkat lapisan aspal sehingga menciptakan sebuah lubang besar yang disebut juga sebagai "pothole"
5. Reaksi Kimia Akibat Polutan di Air
Air genangan yang bercampur dengan adanya polutan seperti bahan kimia, minyak maupun jenis bahan perusak lainnya dapat memperburuk kerusakan aspal karena polutan ini dapat bereaksi dengan material-material yang ada di dalam aspal serta melemahkan ikatan antar partikel dan membuat permukaan aspal menjadi lebih mudah mengalami kerusakan.
6. Drainase yang Tidak Memadai
Salah satu penyebab utama yang menciptakan genangan air di jalan adalah sistem drainase yang tidak memadai. Pada kondisi dimana saluran air pada sisi jalan tersumbat oleh sampah maupun material lainnya, air hujan yang memiliki volume besar tidak dapat mengalir dengan lancar sehingga genangan air dapat terbentuk pada permukaan jalan dan mempercepat proses kerusakan pada material aspal dan menyebabkan meluasnya daerah kerusakan.
7. Tekanan Hidrostatik Genangan yang Dalam
Genangan-genangan air yang memiliki volume cukup dalam dapat menciptakan adanya tekanan hidrostatik pada permukaan aspal sehingga mendorong air masuk ke dalam celah-celah yang ada dan memperbesar kemungkinan keretakan dan kerusakan ikatan antara lapisan aspal dengan pondasi yang ada pada bagian bawah. Jika kondisi tersebut berlangsung secara terus-menerus tanpa adanya usaha perbaikan kerusakan akan menjadi luas dan semakin parah.
8. Bahan Aspal yang Berkualitas Rendah
Pada beberapa kasus, pembangunan jalan aspal yang cepat mengalami kerusakan menggunakan bahan-bahan yang memiliki kualitas rendah dan memiliki komposisi yang tidak sesuai standar. Hal ini menyebabkan kualitas jalan aspal menjadi buruk dan usia pemakaian aspal menjadi pendek. Penggunaan bahan yang berkualitas rendah ini bisa disebabkan oleh tekanan anggaran yang bernilai terbatas serta kurangnya pengawasan dan juga standar ketat yang digunakan dalam proses pembangunan serta kurangnya ketersediaan material berkualitas pada beberapa daerah tertentu.
Upaya Mencegah Kerusakan Aspal
Pembangunan Jalan Aspal
(Sumber: asiacon.com)
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pengelola untuk menjaga ketahanan dan kekuatan aspal dari kerusakan akibat genangan air perlu dilakukan untuk memperpanjang usia dari aspal yang merupakan akses utama sehingga mobilisasi darat dapat berjalan dengan baik. Beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Sistem Drainase yang Baik
Memastikan sistem drainase yang dapat berfungsi dengan baik merupakan salah satu upaya efektif yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya genangan air yang dapat menyebabkan kerusakan pada aspal. Saluran air yang dibuat di sepanjang jalan harus dirancang untuk dapat mengalirkan air hujan secepat mungkin ke area pembuangan sehingga tidak menyebabkan genangan apapun di permukaan aspal. Selain itu saluran drainase perlu diberikan perawatan rutin sehingga tidak mengalami sumbat oleh sampah maupun material lainnya.
2. Kemiringan Jalan yang Tepat
Pembuatan permukaan jalan aspal harus memiliki sistem kemiringan tertentu yang dapat memungkinkan air segera mengalir sehingga tidak menciptakan genangan apapun. Kemiringan ini sendiri bergantung pada fungsi jalan dan jenis kendaraan yang melalui jalan tersebut serta kondisi geografis wilayah. Secara umum, kemiringan ataupun gradien jalan aspal harus memenuhi beberapa standar seperti kemiringan memanjang (longitudinal gradien), kemiringan melintang (Cross Slope) dan juga kemiringan pada drainase. Kemiringan-kemiringan pada jalan ini sendiri sangat tepat untuk dilakukan sehingga dapat menjaga fungsi jalan aspal untuk mencegah genangan air dan juga meningkatkan keselamatan pengguna jalan. Pengelola jalan perlu memperhatikan desain kemiringan yang disesuaikan pada kondisi geografis dan standar yang berlaku untuk dapat memastikan infrastruktur jalan dapat berjalan efisien dan bertahan lama
3. Penggunaan Material Berkualitas Tinggi
Penggunaan campuran aspal yang memiliki kualitas tinggi dapat meningkatkan umur dan ketahanan aspal terhadap tekanan air yang dihasilkan oleh faktor alam. Tambahan beberapa material tertentu seperti polimer dalam campuran aspal yang digunakan untuk membangun jalan dapat memperkuat daya tahan terhadap genangan air serta perubahan suhu yang cukup ekstrim.
4. Perawatan Berkala
Perawatan secara berkala perlu dilakukan dalam upaya menjaga kualitas aspal. Jika terjadi retakan kecil maka pengelola harus segera memperbaiki menggunakan sealant aspal untuk dapat mencegah air masuk lebih jauh ke dalam lapisan jalan. Selain itu lubang yang telah terbentuk juga perlu diisi kembali dengan material aspal sehingga lubang tidak dapat membesar dan menyebabkan kerusakan yang lebih luas.
5. Menggunakan Teknologi Modern
Dengan adanya teknologi modern yang berkembang saat ini, pengelola jalan juga dapat menggunakan memanfaatkan dalam proses pembangunan jalan aspal seperti menggunakan pengerasan permeabel yaitu material aspal yang secara khusus digunakan dan dapat memungkinkan air mengalir langsung ke bawah tanpa menggenang di permukaan solusi menggunakan teknologi ini cocok untuk daerah dengan curah hujan yang cukup tinggi
Meskipun aspal secara alami bersifat tahan terhadap air, aspal bukan suatu bahan yang sepenuhnya bebas terhadap jenis kerusakan akibat genangan air. Genangan air yang tidak mendapat perhatian khusus dan dibiarkan terlalu lama mengenang akan mengakibatkan retakan, lubang serta deformasi pada jalan aspal yang pada akhirnya dapat menyebabkan keselamatan terganggu dan juga memiliki potensi peningkatan biaya perawatan. Oleh sebab itu, pengelola jalan perlu mengambil langkah preventif untuk dapat memastikan sistem drainase yang baik, menggunakan campuran aspal yang berkualitas baik serta menciptakan kemiringan yang disesuaikan dengan kontur geografis. Dengan adanya perencanaan yang tepat serta perawatan yang bersifat rutin, pengelola dapat memperpanjang usia jalan aspal serta memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Pengelola jalan juga dapat memanfaatkan teknologi modern dalam proses pembangunan dan perbaikan seperti aspal permeabel yang dapat menjadi solusi jangka panjang yang dapat mengatasi adanya tantangan genangan air pada daerah dan area yang mengalami curah hujan yang tinggi. Upaya-upaya ini dapat dilakukan sebagai solusi jangka panjang yang dapat menghemat biaya perbaikan pada masa depan serta menjaga kualitas dari infrastruktur yang menjadi elemen penting dalam mobilitas dan perekonomian dari masyarakat.